Di kawasan Solo, Klaten, Boyolali dan sekitarnya, motor matik hampir pun bisa dijumpai dengan mudah dari penjuru kota hingga pelosok desa. Di awal kemunculan motor matik, Vario kemudian Beat yang menjadi incaran. Namun, menyusul kehadiran Honda PCX beberapa tahun silam, kini warga memiliki opsi yang lain untuk memilih motor matik. Seperti yang Anda selalu lihat, Honda PCX terlihat bodinya bongsor, harganya pun lebih mahal dibandingkan dengan motor matik Honda yang sebelumnya sudah lebih dulu ada. Lalu mengapa PCX tetap menjadi idola? Berikut adalah alasan di balik laris manisnya Honda PCX di Indonesia.
Meski kemunculannya tampak baru-baru ini, tetapi sejatinya PCX bukan komoditi yang benar-benar anyar bagi Honda. Honda PCS mengaspal perdana pada tahun 2010. Kala itu motor bongsor itu dipasarkand engan harga seklitar Rp 32 juta. Di awal kemunculannya itu, PCX menyunggi mesin 125 cc saja. Kehadirannya rupanya mengundang rasa penasaran di kalangan pecinta otomotif, terlebih sebelumnya belum pernah hadir motor matik premium di Tanah Air.
Bukan produksi lokal, Honda PCX awalnya diimpor dari Thailand. Kemudian popularitasnya baru menanjak menyusul langkah PT Astra Honda Motor (AHM) yang melokalkan motor tersebut menjadi PCX 150. Selaras dengan namanya, motor ini pun mengusung mesin berkapasitasn 150an cc, sehingga lebih bertenaga dibandingkan seri lawasnya.
Selain tenaganya yang maksi, PCX juga tetap dicinta masyarakat meski harganya tak murah lantaran fitur cangguh yang diusungnya. Selain lampu LED yang membuatnya mencolok di malanm hari, motor ini juga tampil ‘cerdas’ dengan smart key yang menjamin keamanan, juga teknoloi pintar eSP.