Alasan Uang Muka Kredit Tidak Bisa Rendah dari Sebelum Pandemi Corona

Perkembangan teknologi dan kecanggihan zaman dipadu dengan tingkat mobilitas manusia yang semakin tinggi, memicu banyak orang ingin memanfaatkan waktu dengan efisien. Salah satu untuk mewujudkan hal itu adalah dengan menaiki kendaraan untuk menuju ke tempat kerja atau tujuan lain. Jelas ini adalah gebrakan yang berbeda dibandingkan pada zaman dahulu kala, di mana orang-orang masih menggunakan tenaga hewan sebagai ‘alat transportasi’.

Di tengah semakin macetnya berbagai jalanan di kota, maka motor pun menjadi pilihan jitu untuk menyiasati jalanan yang padat merayap. Permintaan yang tinggi terhadap motor baru pun akhirnya dijawab oleh para perusahaan atau delaer dengan memberikan kredit motor murah. Pada kredit motor baru untuk jenis matic tertentu misalnya, Anda cukup menyodorkan uang muka beberapa ratus ribu dan sudah bisa memboyong motor baru.

Tak ayal, fenomena ini membuat populasi motor pun semakin tinggi. Namun, kondisi ini sulit dijumpai saat ini. Menyusul Pandemi Corona atau Covid-19 tersebut, kini kredit kendaraan tak lagi semurah dulu. Ada alasan pokok di balik digulirkannya kebijakan uang muka kredit tidak bisa rendah dari sebelum Pandemi Corona. Alasan tersebut tak lain adalah leasing ingin meminimalisasi kredit yang macet.

Bukan rahasia lagi memang jika pandemic global itu telah membuat kacaunya perekonomian di banyak negara di dunia, terutama negara-negara yang terdampak, termasuk Indonesia. Berbagai sektor mengalami ‘gangguan’ bahkan sampai lumpuh tak beroperasi total akibat pandemi. Sebut saja seperti sektor pariwisata—yang pada hari normal merupakan sektor yang ‘tidak ada matinya’. Demikian dengan banyak pabrik-pabrik yang biasa beroperasi dengan ratusan bahkan ribuan karyawan mendadak ‘stop’. Praktis kondisi ini membuat keuangan masyarakat terganggu, yang pada akhirnya bermuara pada potensi kredit macet. (y)