Mungkin Anda pernah memperhatikan adegan iconic di sebuah film bergenre komedi dan romantis dimana seorang tokoh terciprat air jalanan akibat kendaraan yang melaju melewati genangan air. Kenyataannya, peristiwa cipratan tersebut adalah fenomena hydroplaning atau yang juga dikenal aquaplaning. Hal ini merupakan kondisi dimana ban kehilangan traksi dengan jalanan sehingga ban berputar dalam posisi mengambang.
Tak hanya merugikan orang sekitar yang terkena dampak cipratan, hydroplaning ternyata beresiko menggelincirkan kendaraan Anda hingga keluar jalur. Oleh karena itu, musim hujan menjadi peringatan bagi sebagian orang bahwa keadaan ini bisa jadi tak terelakan dan kemungkinan bisa menimpa pengendara siapapun tak terkecuali pengendara mobil. Terlebih di pada kondisi jalan yang tidak rata dan kota yang rawan banjir seperti Jakarta.
Untuk itu saat banjir melanda, sebaiknya Anda harus menjaga kecepatan agar tidak melebihi 70 km/jam. Jelang musim hujan, periksa selalu kondisi ban apakah sudah mulai aus atau tidak juga kembang kempisnya ban melalui tekanan udaranya.
Saat Anda terjebak pada genangan, lakukan penginjakan pedal gas, kopling atau rem secara perlahan dan stabil. Akan tetapi jika mobil Anda dilengkapi sistem ABS, Anda bisa mengerem secara normal. Apabila mobil Anda dilengkapi cruise control, sebaiknya nonaktifkan mode tersebut agar Anda dapat merasakan kondisi jalanan.
Hydroplaning adalah kondisi yang mungkin Anda temui sebagai seorang pengendara. Oleh karena itu, tetaplah berhati-hati dan berkendaralah sesuai aturan untuk keselamatan Anda dan pengguna jalan lainnya.